Kamis, 22 November 2012

Outbreak Epidemiologi

Dengan tingkat imunisasi yang sudah cukup tinggi di Indonesia, mengapa masih terjadi outbreak pada herd immunity?



Kejadian Luar Biasa (KLB) ditetapkan apabila dalam periode yang sama dari tahun sebelumnya terjadi peningkatan kasus lebih dari dua kali lipat. KLB atau wabah terjadi bila banyak bayi dan balita tidak diimunisasi. Hal tersebut sudah terbukti di beberapa negara Asia, Afrika dan di Indonesia. Besar cakupan imunisasi dalam program imunisasi nasional merupakan parameter kesehatan nasional, semua jenis imunisasi harus mencapai lebih dari 80%. Namun pada kenyataannya, cakupan imunisasi belum memuaskan. Outbreak atau Kejadian Luar Biasa (KLB) merupakan salah satu dampak cakupan imunisasi yang tidak sesuai target.
KLB untuk penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi bisa terjadi karena cakupan imunisasi kurang dari yang diharapkan. Suatu penyakit bisa dicegah apabila cakupan 80% dari target. Cakupan imunisasi sebanding dengan penularan. Semakin banyak anak yang tidak diimunisasi maka semakin besar peluang terjadinya penularan. Cakupan yang tinggi akan mengurangi penularan.
Di Indonesia, cakupan rendah bisa terjadi karena berbagai faktor. Pertama masalah geografis. Di daerah pelosok akses pelayanan kesehatan masih minim termasuk imunisasi. Dihidupkannya posyandu diharapkan bisa menggapai kantong-kantong masyarakat yang tidak terjangkau. Kedua, anggapan bahwa jika anak batuk pilek tidak boleh imunisasi. Padahal, pilek atau batuk bisa saja akibat alergi dan bukan karena infeksi berbahaya. Faktor lain adalah kesadaran masyarakat karena minimn yapendidikan. Kebanyakan masyarakat tidak paham manfaat imunisasi. Edukasi diharapkan berkesinambungan, tidak boleh berhenti. Seorang dokter, bidan, atau perawat harus mengingatkan terus kepada pasien tentang jadwal imunisasi yang harus dilengkapi. Satu faktor penyebab lain adalah munculnya kelompok-kelompok anti vaksin. Ada juga kampanye bahwa ASI sudah bisa memberikan perlindungan.
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah peningkatan jumlah kejadian penyakit infeksi lebih dari dua kali dibandingkan periode yang sama pada satu tahun sebelumnya. Apabila KLB terjadi pada penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, misalnya polio, campak, atau difteri; maka hal tersebut dapat diduga merupakan dampak dari ketidaksempurnaan program imunisasi, antara lain karena cakupan imunisasi yang rendah. Negara anggota yang tergabung dalam WHO SEARO bersepakat menerapkan program UCI (Universal Child Immunization) di mana pada tahun 2014, UCI desa harus mencapai > 80%. Artinya di setiap desa, anak-anak berusia di bawah 12 bulan, 80% harus sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Program ini tengah digalakkan pemerintah yang tahun ini mencanangkan Intensifikasi Imunisasi Rutin. Tujuann yaadalah mencapai MDGs poin ke-4 yaitu mengurangi 2/3 angka kematian anak.
 Karena pada dasarnya kekebalan kelompok (herd immunity) adalah tingkat kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan atau penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu berdasarkan tingkat kekebalan sejumlah tertentu anggota kelompok tersebut.
Herd Immunity merupakan faktor utama dalam proses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan penyakit pada suatu kelompok penduduk tertentu.
Wabah terjadi karena 2 keadaan :
1.      Keadaan kekebalan populasi yakni suatu wabah besar dapat terjadi jika agent penyakit infeksi masuk ke dalam suatu populasi yang tidak pernah terpapar oleh agen tersebut atau kemasukan suatu agen penyakit menular yang sudah lama absen dalam populasi tersebut.
2.      Bila suatu populasi tertutup seperti asrama, barak dimana keadaan sangat tertutup dan mudah terjadi kontak langsung, masuknya sejumlah orang-orang yang peka terhadap penyakit tertentu dalam populasi tsb. Ex: Asrama mahasiswa/tentara
Jadi jika masih terjadi KLB, kita perlu lihat tentang cakupan imunisasinya. Apakah sudah terimunisasi dengan benar apa belum. Jika sudah, dapat juga disebabkan oleh faktor lain seperti dua contoh diatas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar